Senin, 26 Oktober 2015

Menyimak Sejenak Dapur Pacu dari Xperia Z3 Plus: Kamera High-End, Layar Standar

Mulanya diluncurkan sebagai "Xperia Z4" di Jepang, kemudian ganti nama jadi "Xperia Z3 Plus" tatkala masuk pasar global.
Begitulah cara Sony memperkenalkan lini smartphone teranyarnya. Menyasar kelas menengah ke atas, ponsel ini disandingkan dengan Samsung Galaxy S6, HTC M9 One dan LG G4.
Di Indonesia, Z3 Plus meluncur resmi pada 24 Juni 2015 dengan dua varian berdasarkan slot kartu SIM. KompasTekno berkesempatan mengulas ponsel dengan varian dua SIM, atau disebut "Xperia Z3 Plus Dual". Berikut penjabaran lengkapnya.
Desain khas Sony versi lebih tipis
Pabrikan Jepang ini masih mengusung desain berkarakter sama dengan produk Xperia lainnya. Kotak, sederhana, terkesan kaku namun elegan.
Jika dilihat sepintas, tak ada perubahan desain yang berarti sebagai pembeda Z3 Plus Dual dan pendahulunya, Z3. Ukurannya tetap sama 5,2 inci dan keempat sisiannya dibuat sedikit melengkung.
Bagian depan dan punggung ponsel masih dilapisi material kaca. Sisi-sisi samping juga tetap dilindungi aluminium, layaknya jejeran seri Z lain.
Yang menjadi pembeda hanya letak slot dual SIM dan microSD, serta ada atau tidaknya pelindung port USB. Pada Z3 Plus Dual, slot SIM dan micro SD dipindahkan dari sisi kanan pada Z3, ke sisi kiri.
Kali ini, Sony juga menanggalkan kebiasaannya melindungi port USB. Dengan dalih fleksibilitas, port USB Z3 Plus Dual dibiarkan terbuka.
Yoga TakaiPort USB Xperia Z3 Plus tidak diberi kover
Pun begitu, pengguna tak perlu khawatir kalau-kalau air dan debu masuk ke saluran sambung itu. Sebab, Xperia Z3 Plus Dual memiliki sertifikasi IP65 dan IP68 yang diklaim mampu menghadang air dan debu.
Adapula lubang konektor audio 3,5 mm pada sisi atas yang enggan dilindungi kover. Satu-satunya yang dipasang pelindung hanya slot dual SIM sekaligus microSD.
Yoga TakaiTampak samping Xperia Z3 Plus
Memang, rata-rata pengguna jarang membuka slot tersebut. Sehingga pelindung tak bakal sering-sering meruwetkan pengguna.
Pada sisi kanan ponsel, dipatrikan tombol pengunci ponsel, volume naik dan turun, serta tombol kamera. Bagi pengguna yang hendak mengambil gambar landscape, tombol kamera akan sangat membantu.
Yoga TakaiTampak samping Xperia Z3 Plus
Posisinya pas bagi jari telunjuk untuk landas. Konsep ini mirip dengan yang diusung camera digital.   Kamera prima, layar standar
Yoga TakaiSaat mengoperasikan kamera Xperia Z3 Plus
Sony tak signifikan membedakan lensa kamera utama pada Z3 Plus Dual dengan pendahulunya. Masih dengan kualitas 20,7 megapiksel, ISO 12800, aperture f 2.0 dan sensor 1/2.3 inci.
Jika dibandingkan dengan kompetitornya, spesifikasi ini cukup memimpin di ranah smartphone high-end. Diketahui LG G4 membenamkan kamera 16 megapiksel. Sementara itu Samsung Galaxy S6 dan HTC M9 One masing-masing menggunakan lensa 20 megapiksel.
Selama ini kredibilitas kamera Sony memang terbilang kredibel. Selain karena mereknya juga memiliki lini produk kamera sendiri, sensor kamera Sony pun kerap digunakan beberapa vendor lain.
Samsung misalnya yang beberapa kali menggunakan sensor buatan Sony. Vendor lainnya, seperti Xiaomi dan Motorola juga menggunakan sensor Sony pada beberapa produk.
Pada fitur kamera Z3 Plus Dual, saat mengaktifkan mode manual, pengguna dapat menyetel pengoperasian kamera sesuka hati. Misalnya mengatur ISO dan HDR sesuai intensitas cahaya.
Adapula beberapa efek yang tersedia untuk mendukung warna dan komposisi gambar pada situasi-situasi tertentu. Misalnya saat siang hari, malam hari, di luar ruangan dan dalam ruangan.
Dengan kualitas yang mumpuni, ada satu kekurangan saat mengoperasikan kamera Sony untuk menjepret foto. Yakni waktu penguncian gambar yang relatif lambat.
Butuh waktu sekitar 2 detik sejak menekan gambar hingga terkunci. Ini lumayan mengganggu ketika pengguna ingin memburu momen tertentu.
Untungnya, kamera Sony dibekali teknologi "Steadyshot" untuk menjaga stabilitas gambar. Jadi, walau pengunciannya lambat dan membuat tangan sedikit bergoyang, setidaknya hasil gambar akan tetap stabil dan tajam.
Berikut beberapa hasil jepretan kamera Xperia Z3 Plus di luar ruangan pada siang dan malam hari. Adapula foto yang dibidik di dalam ruang dengan intensitas cahaya memadai.
Fatimah Kartini BohangFoto siang hari di luar ruangan dengan kamera Xperia Z3 Plus Dual
Fatimah Kartini BohangFoto siang hari di luar ruangan dengan kamera Xperia Z3 Plus Dual
Fatimah Kartini BohangFoto malam hari di luar ruangan dengan kamera Xperia Z3 Plus Dual
Fatimah Kartini BohangFoto di dalam ruangan dengan kamera Xperia Z3 Plus Dual
Sebagai pembeda dengan suksesornya, Sony melengkapi fitur kameranya dengan kemampuan penyutingan video 4K. Saat menyetel perekaman, ISO maksimal diatur hingga 3200.
Dengan kemampuan ini, video yang dihasilkan lebih jernih dan terasa lebih nyata. Hanya saja, fokus kamera susah diatur saat merekam video.
Selain itu ponsel jadi cepat panas kala merekam. Aplikasi kamera beberapa kali tertutup sendiri saat mengambil video dalam kurun waktu lebih dari 7 menit.
Sebelum menyetel penyutingan video 4k, perangkat terlebih dahulu memperingati pengguna. Saat ponsel mulai panas pun layar ponsel kembali memunculkan peringatan hingga aplikasi kamera benar-benar tertutup.
Fatimah Kartini BohangPeringatan dari Xperia Z3 Plus kala mulai menyuting video 4k, memasuki menit ketiga hingga benar-benar tertutup otomatis karena panas
Sekali aplikasi kamera tertutup otomatis, pengguna harus menunggu sekitar 2 menit untuk kembali merekam peristiwa. Jika tidak, perekaman akan kembali tertutup dalam kurun waktu yang lebih singkat.
Selain membenamkan fitur perekaman video 4k, kamera Z3 Plus untuk menjepret foto mandiri (selfie) juga ditingkatkan. Pada Z3, Sony memilih lensa 2,2 megapiksel, sedangkan Z3 Plus Dual sudah mengusung lensa 5 megapiksel.
Saat selfie, foto yang dihasilkan akan terlihat natural. Kamera tak menjadikan kulit lebih putih dan mulus layaknya ponsel-ponsel zaman sekarang. Warna yang dikeluarkan juga tak terlalu tajam sehingga terkesan alami.
Fatimah Kartini Bohangselfie menggunakan kamera depan Xperia Z3 Plus Dual
Untuk layar, Z3 Plus menggunakan spesifikasi standar. Ponsel ini dilengkapi tampilan Full HD pada bentang 5,2 inci. Sebenarnya kualitas tersebut sudah cukup membuat mata nyaman berlama-lama menatap layar ponsel.
Apalagi Sony telah meningkatkan layarnya dengan membenamkan teknologi "Live Color" dan "X-Reality" yang menunjang kualitas. Namun, Jika dibandingkan dengan kompetitornya, layar Z3 Plus masih tertinggal.
Sebab, para vendor yang mengusung ponsel high-end kebanyakan sudah menggunakan layar Quad HD yang lebih jernih dan cerah. Samsung Galaxy S6 misalnya, ponsel berlayar Quad HD pada bentangan yang lebih kecil, yakni 5,1 inci.
"Zona Nyaman" antarmuka Xperia
Ponsel kelas atas ini berjalan pada sistem operasi Android Lollipop 5.0 dengan balutan antarmuka Xperia UI. Seperti yang sudah-sudah, antarmuka Sony ini bisa dibilang sederhana dan cukup ramah pengguna.
Pengoperasiaannya memudahkan dan tak ruwet. Sony tampaknya sudah menemukan zona nyaman pada rancangan antarmukanya sehingga enggan mengubah-ubah tampilannya.
Di kala para vendor kerap meningkatkan konsep antarmukanya pada tiap produk, Sony memilih peningkatan di sektor-sektor lainnya. Pengguna tak dibuat terkejut atau sedikit merasa berbeda kala menjajal antarmuka Z3 Plus.
Zona nyaman ini, pada sebagian pengguna bisa jadi kelebihan agar tak perlu menyesuaikan diri jika sebelumnya memang sudah menggunakan lini Sony. Namun, bagi sebagian orang terkesan membosankan.
Antarmuka Xperia UI ini memang terbilang sudah mumpuni untuk mendukung kinerja sebuah ponsel pintar berkelas. Fitur-fitur khas Sony seperti "Walkman" dan "PlayStation" menambah fungsi ekstra lini smartphone Sony.
Apalagi konektivitas NFC yang memudahkan pengguna melakukan transfer data atau mengganti-ganti pengoperasian tertentu ke perangkat lain dengan mudah. Misalnya saat mendengarkan musik di ponsel, pengguna dapat memindahkan suara ke perangkat speaker yang juga sudah memiliki NFC.
Performa
Selama beberapa pekan dijajal oleh KompasTekno, performa Xperia Z3 Plus untuk penggunaan standar bisa dibilang lumayan. Membuka beberapa situs sekaligus pada browser sembari mengobrol dengan teman-teman di media sosial seperti Twitter dan Facebook bisa dijalankan tanpa hambatan. http://www.kabarini.com/
Untuk media sosial yang lebih berat seperti Snapchat pun tak pernah ada gangguan sama sekali. Kapasitas baterai 2930 mAH cukup untuk menopang performa flagship dari Sony ini. Saat daya diisi ulang, Xperia Z3 Plus juga cepat bertenaga kembali dengan teknologi pengisian cepat (quick charging).
Hanya saja, pengoperasian kamera yang berlebihan akan membuat ponsel cepat panas. Terlebih jika digunakan untuk merekam video beresolusi 4k. Untuk persoalan ini, Sony telah menyediakan "obat pereda panas".
Update sistem tersebut bisa didapatkan secara OTA (over the air) melalui Xperia System Update di menu Settings perangkat, atau dengan mengunjungi situs support.sonymobile.com/update.
Melalui indikator performa PC Mark, Xperia Z3 Plus juga menunjukkan skor yang mumpuni, meski di bawah skor PC Mark LG G4 (4776).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar